|
(klik untuk memperbesar) |
Bir pletok adalah minuman tradisional yang
dikenal di kalangan etnis Betawi. Walaupun mengandung kata bir, akan
tetapi bir pletok TIDAK mengandung alkohol.. ;)
Bir pletok lahir pada zaman penjajah Belanda. Orang - orang Belanda mengkonsumsi Bir untuk menghangatkan badan, hal inipun kemudian ditiru oleh masyarakat betawi.
Akan tetapi karena masyarakat betawi adalah muslim, maka dibuatlah minuman yang tidak mengandung alkohol karena haram menurut agama islam, tapi mampu menghangatkan tubuh. Dan akhirnya terciptalah bir pletok yang berbahan dasar rempah-rempah dengan campuran jahe, daun pandan wangi serta
serai/sere. Untuk menarik penggemar bir yang satu ini biasanya dicampur
dengan tambahan kayu secang, tambahan ini akan membuat warna bir
menjadi merah ketika diseduh dengan air panas..
Dan untuk rasanya,, apabila kita
meminum bir pletok, pertama-tama terasa pedas, akan tetapi selanjutnya
badan akan terasa hangat. Berkhasiat memperlancar peredaran darah dan
mengurangi rasa mual, batuk, juga gejala flu ringan dikarenakan pengaruh
dari ramuan yang terdapat di dalamnya.. :D
sementara untuk arti pletok yang menjadi nama belakang minuman khas Betawi ini terdapat tiga versi menurut Indra Sutisna selaku pakar masyarakat Betawi. “Arti pletok itu ada beberapa versi, yaitu versi pertama dibuat dari
bambu, tempatnya ditutup dan dituangkan bunyi pletok. Versi kedua ada
juga diminum, taruh di teko, dicampur es, teko bahannya kan dari
alumunium. Nah, terus dikocok dan bunyilah pletok. Sementara versi
ketiga, ada buah secang, buahnya kalau tua warnanya hitam, dibuang
bijinya dan dipukul sehingga menjadi bir pletok. Ini murni dari
rempah-rempah,” ungkapnya.
Bagi yang mau nyobain.. :)
mampir aje ke pelataran Masjid Nurul Irfaan Kampus A UNJ.
Bang Salim berjualan mulai jam 12.00-18.00 WIB..
Cuman Rp 4.000 lho per gelas.. Murah bgt kan.. :D
Read more ...